Bonsai merupakan sebuah upaya seni untuk mengkerdilkan tanaman sebagai represintasi dari keindahan panorama alam yang penuh dengan beraneka ragam pepohonan, baik bentuk jenis dan warnanya.
Keadaan tersebut tentu saja sangat membatasi keinginan para penggemar keindahan alam untuk memiliki dan memelihara pohon-pohon yang tinggi dan besar. Untuk mengatasi masalah tersebut, beratus-ratus tahun yang lampau bangsa Tiongkok dan Jepang mencoba teknik penanaman pohon di dalam pot. Mereka berusaha mendekatkan tanaman yang berumur panjang tersebut hingga bisa menikmati keindahannya setiap saat.
Tanaman yang dipelihara secara khusus di dalam pot puluhan tahun lamanya, tentu tidak dapat tumbuh secara normal. Pohon-pohonan hambatan pertumbuhan, yang semula dapat tumbuh beberapa meter tingginya dengan pemeliharaan khusus tersebut pertumbuhnya menjadi kerdil. Selain kerdil tanaman ini juga dimanipulasi agar memiliki bentuk yang menarik sesuai dengan kreatifitas pemeliharanya.
Membentuk tanaman yang kerdil dan memeliharanya hingga beberapa ratus tahun lamanya, merupakan suatu seni sendiri. Bentuk kekerdilan pohon tersebut dipertahankan dan diwariskan pada keturunannya oleh pencipta pertamanya.
Seni "pohon kerdil" ini yang sebenarnya mulai dikembangkan di Tiongkok sejak abad sebelas, mulai masuk ke Jepang pada abad lima belas. Di Jepang diberi teknik atau seni mengkerdilkan tanaman ini diberi nama "bonsai". Gambar-gambar bonsai ini banyak menghiasi barang-barang keramik yang cukup indah.
Seni bonsai dari Jepang setelah perang dunia II menjalar ke dunia barat dan Amerika Serikat. Akhirnya negara lain pun ikut serta dalam seni pengerdilan pohon.
Tidak bisa dibayangkan betapa besar ketabahan tanaman yang semestinya dapat tumbuh tinggi tegak lurus, tapi dipaksa untuk tumbuh melengkung dan tetap kerdil. Namun, tanaman adalah tanaman, yang bersifat pasif. Dilengkungkan bisa, dipotong bisa, dibuat tumbuh miring juga bisa, dan sebagainya. Asal, yang memperlakukannya tahu bagaimana cara memaksa tanaman yang akan dikerdilkan. Bila rahasia pengkerdilan sudah ditemukan, maka tanaman yang telah kerdil itu akan menyuguhkan keindahan dengan bentuk yang menarik dan mengesankan, sehingga pemiliknya mencintai kreasinya.
Pada mulanya penggemar tanaman kerdil mencari bahannya di alam bebas, yaitu tanaman yang tumbuhnya merana namun masih survive, untuk ditanam di dalam pot. Kemudian tanaman ini dipelihara dengan mempertahankan bentuk aslinya. Lambat laun, tanaman yang kerdil tersebut jarang didapatkan di alam bebas. Padahal kegemaran membuat bonsai masih tetap tinggi. Situasi dan kondisi tersebut memaksa penggemar-penggemar bonsai maupun pengusaha tanaman bonsai mengusahakan secara besar-besaran. Mulai abad kesembilan belas, pencarian atau pengumpulan bahan bonsai di alam bebas dihentikan. Pembentukan bonsai dimulai dari pembibitan dan dilahirkanlah bayi-bayi bonsai. Bentuk bayi bonsai ini berupa semai, stek, maupun cangkok. Sistem ini berkembang dan meluas ke dunia barat hingga Amerika Serikat.
Pada hakikatnya seni bonsai adalah meniru atau membuat tiruan dari bentuk tanaman yang ada di alam bebas yang tumbuhnya merana akibat keganasan alam. Pohon-pohon yang kerdil ini di Indonesia juga disebut dengan nama bonsai dan sudah dikembangkan dan dijual-belikan dengan harga puluhan ribu rupiah. Ini suatu per tanda yang baik, bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai mengagumi seni bonsai.
Bagian tanaman dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu bagian vegetatif (organum nutritivum) dan bagian generatif (organum reproductivum). Landasan membuat bonsai biasanya dilakukan dengan mengambil bagian vegetatif saja, karena bagian generatif kurang peranannya dalam membentuk bonsai.
Air dan matahari dalam proses fotosintesis merupakan faktor penentu keberhasilan. Ketiga zat tersebut di atas merupakan zat makanan bagi bagian tanaman di atas tanah maupun untuk perakaran. Tanpa hasil fotosintesis akar akan menderita. Mula-mula busuk dan akhirnya mati. Apabila akar mati, bagian yang di atas tanah secara konsekuen akan ikut mengering.
Selain menghasilkan ketiga zat tersebut, daun masih dapat menghasilkan lain-lain zat, misalnya vitamin B1 yang berfungsi sebagai zat penumbuh akar, berbagai jenis enzim, dan sebagainya.
Khususnya pucuk ranting dapat menghasilkan zat auksin, sejenis hormon nabati yang berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan. Hormon auksin ini disalurkan ke arah bawah dan apabila mengumpul pada ketiak-ketiak daun yang ada kuntumnya, maka hormon ini akan berfungsi sebagai zat penghambat tumbuh yang dalam Bahasa Belanda disebut remstof. Remstof ini akan aktif kembali bila produksi auksin dari pucuk terhenti, misalnya karena dipangkas.
Dari uraian yang singkat tersebut dapat disimpulkan, bahwa bila pertumbuhan pucuk senantiasa terhadang sebagai akibat dari pemangkasan, maka tanaman akan sangat kekurangan hormon pertumbuhan. Perakarannya pun terbatas. Namun kehidupannya tetap bertahan karena tanaman masih dapat menghasilkan vitamin B1 dari daun yang sudah tua.
Pengendalian produksi hormon auksin ini merupakan salah satu faktor untuk memperlambat pertumbuhan tanaman sehingga tanaman menjadi kerdil.
Selain itu, daun pada tanaman bonsai juga berfungsi sebagai pembentuk nilai seni, sehingga pada saat melakukan pemangkasan daun juga hurus memperhatikan keindahan tanaman.
Sejarah Bonsai
Bagi yang sering menikmati keindahan alam tersebut, baik di dataran tinggi maupun dataran rendah pasti memiliki keinginan untuk menanam keindahan pepohonan tersebut. Masalah tempat atau lahan, bagi yang memiliki halaman luas mungkin tidak kesulitan. Akan tetapi hal itu pun tidak menjamin bahwa pohon yang kita tanam akan segera tumbuh. Dan tentu saja membutuhkan waktu bertahun-tahun agar bisa tumbuh besar seperti di alam.Keadaan tersebut tentu saja sangat membatasi keinginan para penggemar keindahan alam untuk memiliki dan memelihara pohon-pohon yang tinggi dan besar. Untuk mengatasi masalah tersebut, beratus-ratus tahun yang lampau bangsa Tiongkok dan Jepang mencoba teknik penanaman pohon di dalam pot. Mereka berusaha mendekatkan tanaman yang berumur panjang tersebut hingga bisa menikmati keindahannya setiap saat.
Tanaman yang dipelihara secara khusus di dalam pot puluhan tahun lamanya, tentu tidak dapat tumbuh secara normal. Pohon-pohonan hambatan pertumbuhan, yang semula dapat tumbuh beberapa meter tingginya dengan pemeliharaan khusus tersebut pertumbuhnya menjadi kerdil. Selain kerdil tanaman ini juga dimanipulasi agar memiliki bentuk yang menarik sesuai dengan kreatifitas pemeliharanya.
Membentuk tanaman yang kerdil dan memeliharanya hingga beberapa ratus tahun lamanya, merupakan suatu seni sendiri. Bentuk kekerdilan pohon tersebut dipertahankan dan diwariskan pada keturunannya oleh pencipta pertamanya.
Seni "pohon kerdil" ini yang sebenarnya mulai dikembangkan di Tiongkok sejak abad sebelas, mulai masuk ke Jepang pada abad lima belas. Di Jepang diberi teknik atau seni mengkerdilkan tanaman ini diberi nama "bonsai". Gambar-gambar bonsai ini banyak menghiasi barang-barang keramik yang cukup indah.
Seni bonsai dari Jepang setelah perang dunia II menjalar ke dunia barat dan Amerika Serikat. Akhirnya negara lain pun ikut serta dalam seni pengerdilan pohon.
Seni Bonsai di Jepang
Seni bonsai di Jepang pada hakikatnya tumbuh sebagai Kelanjutan dari sifat orang-orang Jepang sendiri, yang sangat menyukai keindahan alam yang beraneka ragam bentuk dan warna. Tanaman kerdil yang aneh bentuknya namun sehat pertumbuhannya di dalam pot dipandangnya sebagai simbol dari sifat daya tahan atau "survive". Tahan terhadap keganasan alam bebas yang dapat merusak namun sekaligus menciptakan tanaman yang kuat bertahan hidup.Tidak bisa dibayangkan betapa besar ketabahan tanaman yang semestinya dapat tumbuh tinggi tegak lurus, tapi dipaksa untuk tumbuh melengkung dan tetap kerdil. Namun, tanaman adalah tanaman, yang bersifat pasif. Dilengkungkan bisa, dipotong bisa, dibuat tumbuh miring juga bisa, dan sebagainya. Asal, yang memperlakukannya tahu bagaimana cara memaksa tanaman yang akan dikerdilkan. Bila rahasia pengkerdilan sudah ditemukan, maka tanaman yang telah kerdil itu akan menyuguhkan keindahan dengan bentuk yang menarik dan mengesankan, sehingga pemiliknya mencintai kreasinya.
Pada mulanya penggemar tanaman kerdil mencari bahannya di alam bebas, yaitu tanaman yang tumbuhnya merana namun masih survive, untuk ditanam di dalam pot. Kemudian tanaman ini dipelihara dengan mempertahankan bentuk aslinya. Lambat laun, tanaman yang kerdil tersebut jarang didapatkan di alam bebas. Padahal kegemaran membuat bonsai masih tetap tinggi. Situasi dan kondisi tersebut memaksa penggemar-penggemar bonsai maupun pengusaha tanaman bonsai mengusahakan secara besar-besaran. Mulai abad kesembilan belas, pencarian atau pengumpulan bahan bonsai di alam bebas dihentikan. Pembentukan bonsai dimulai dari pembibitan dan dilahirkanlah bayi-bayi bonsai. Bentuk bayi bonsai ini berupa semai, stek, maupun cangkok. Sistem ini berkembang dan meluas ke dunia barat hingga Amerika Serikat.
Pada hakikatnya seni bonsai adalah meniru atau membuat tiruan dari bentuk tanaman yang ada di alam bebas yang tumbuhnya merana akibat keganasan alam. Pohon-pohon yang kerdil ini di Indonesia juga disebut dengan nama bonsai dan sudah dikembangkan dan dijual-belikan dengan harga puluhan ribu rupiah. Ini suatu per tanda yang baik, bahwa masyarakat Indonesia sudah mulai mengagumi seni bonsai.
Nama-nama Bonsai di Jepang
Seni bonsai di Jepang sudah menghasilkan karya yang cukup mengagumkan, dengan beraneka ragam bentuk dan rangkaiannya. Pemberian nama bonsai biasanya berdasarkan tinggi, bentuk, dan banyaknya tanaman yang dirangkai. Sehingga dikenal beberapa jenis bonsai.Berdasarkan tingginya tanaman bonsai dibagi menjadi
- Mame bonsai, berukuran sangat mini 12,5-15 cm. Potnya tidak lebih besar dari cawan tempat minum sake.
- Ko bonsai, tingginya 15-30 cm. Jenis bonsai ini sangat terkenal. Tinggi bonsai dibanding dengan tinggi pot, antara 3 : 1. Tinggi tanaman diukur dari atas tanah di dalam pot.
- Chiu bonsai, tingginya hingga 60 cm sehingga mudah untuk ditangani
- Dai bonsai. Dai berarti besar, maka tinggi dai bonsai lebih dari 60 cm. Potnya berukuran lebih besar dan berat sehingga tidak mudah dipindah-pindahkan. Oleh karena itu penempatannya sering di kebun atau taman-taman.
Berdasarkan bentuknya tanaman bonsai dibagi menjadi
- Chokkan bila batang pokoknya tegak lurus.
- Tachiki bila batang pokoknya tegak dan berliku-liku.
- Han kengai, batang pokoknya tumbuh setengah menggantung.
- Kengai, batang pokok menggantung seperti air terjun.
- Shakan bentuk batang pokoknya agak miring.
Berdasarkan banyaknya tanaman yang dirangkai dalam satu pot tanaman bonsai dibagi menjadi
- Yose-ue, bila dirangkai 3-4 batang pohon dengan gabungan 2 pohon tinggi dan 1 pohon rendah atau 1 pohon tinggi dengan 2 pohon rendah.
- Kabumono, satu batang pokok dengan satu atau lebih batang sekunder yang mempunyai ketinggian tertentu, terdiri dari 2 batang atau lebih.
- Ne-suranari, bila beberapa batang pokok tumbuh dekat pangkal akar.
- Ishi tsuki, batang pokok tumbuh dengan perakaran yang melingkari batu.
- Bonkei, bentuk kebun mini dari pepohonan mini yang dirangkai dengan cara lain, misalnya batu-batuan, boneka, dan sebagainya.
- dalam sebuah pot dapat ditanam sebatang pohon atau lebih,
- batang pokok dapat berbentuk tunggal atau lebih,
- bentuk batang pokok dapat tegak lures atau berkelok-kelok,
- sikap batang pokok dapat tegak, miring, atau setengah menggantung,
- leher akar dapat tumbuh rata dengan tanah atau berada di atas tanah seperti halnya akar bersirip pada tanaman getah perca, dan
- bonsai dapat dirangkai dengan benda-benda lain.
Organ-organ Tanaman Bonsai dan Sifatnya
Hingga saat ini tanaman bonsai pada umumnya termasuk keluarga dikotil atau tanaman yang bijinya berkeping dua. Maka dari itu uraian tentang bagian-bagian tanaman bonsai di bawah ini khusus ditunjukkan terhadap tanaman yang berkeping dua.Bagian tanaman dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu bagian vegetatif (organum nutritivum) dan bagian generatif (organum reproductivum). Landasan membuat bonsai biasanya dilakukan dengan mengambil bagian vegetatif saja, karena bagian generatif kurang peranannya dalam membentuk bonsai.
Pembagian vegetatif untuk membuat bonsai
- Bagian tanaman yang berada di atas tanah berupa batang pokok, dahan, ranting, dan daun. Berada di lingkungan udara terbuka dan lembap, serta tertimpa sinar matahari dan suhu udara yang tidak merata.
- Bagian yang berada di dalam tanah, yaitu perakaran yang tumbuhnya ke bawah atau ke dalam tanah dan bersifat menghindari sinar matahari.
Bagian ini terdiri atas akar tunjang dan akar lateral.- Akar tunjang atau ,akar pokok yang tumbuhnya lurus ke bawah.
- Akar lateral yang tumbuhnya mendatar dan keluar dari dekat leher akar. Akar lateral ini disebut pula feeders. Akar ini pun dapat bercabang-cabang dan beranting dan berakhir pada akar serabut yang fungsinya khusus untuk mengisap zat makanan yang larut dalam air.
Sifat dan fungsi bagian vegetatif untuk membuat bonsai
- Batang pokok
Dapat meningkatkan tinggi karena dilengkapi dengan titik tumbuh pada pucuknya. Lingkaran batangnya pun dapat membesar karena dilengkapi dengan jaringan khusus yang disebut kambium. Letak kambiurn di atas kayu dan di bawah kulit. Tinggi batang pokok dapat dihentikan dengan membuang titik tumbuh. Bila titik tumbuh hilang, sebagai reaksinya kuntum-kuntum di ketiak bagian bawah akan tumbuh. Terbentuklah pucuk atau ujung batang pokok baru. - Dahan
Tumbuh dari kuntum yang berada di ketiak daun pada batang pokok yang masih muda. Tumbuhnya mendatar atau membentuk sudut kurang dari 90 derajat. Dengan adanya dahan-dahan tersebut akan terbentuk mahkota pohon yang konis, piramidal, bulat telur, bulat panjang, dan sebagainya. Perpanjangan dahan dapat dihentikan dengan memotong titik tumbuhnya. Reaksinya akan mempercepat pertumbuh ranting. - Ranting
Tumbuhnya dari kuntum yang berada di ketiak dahan. Dapat tumbuh ke arah yang beranekaragam, namun rata-rata tumbuh keluar arah dahan. Pertumbuhan ranting dapat dihentikan dengan reaksi membentuk ranting-ranting baru. - Kuntum
Kuntum dapat berada di titik tumbuh, ketiak daun, dan ada pula yang terpendam (tidak kelihatan) yang setiap waktu dapat tumbuh sebagai ranting atau dahan baru. Kuntum ini diberi nama kuntum adventif. Dari kuntum ini dapat keluar ranting baru.
Batang pokok, dahan, maupun ranting dapat diubah arah pertumbuhannya bila masih muda, karena batangnya masih lemas (elastis). - Akar
Akar sifatnya menghindari sinar matahari. Sifat ini disebut negatif fototropis. Pertumbuhan akar tidak kaku, yang berarti dapat menyesuaikan diri dengan ruang sekitarnya di mana mereka berada. Misalnya akar tunjang menjadi lateral bila tumbuhnya terhalang oleh suatu benda yang tidak dapat ditembus. Sebagai contoh, akar tanaman di dalam pot atau keranjang akan melingkar-lingkar bila sudah tua umurnya. Akar dapat dipangkas untuk menghasilkan cabangcabang baru yang dikehendaki atau untuk diremajakan. Akar sifatnya mudah mengering bila diletakkan di udara terbuka, atau bila tanpa pembungkus.
Dikenal jenis-jenis akar yang khas dan sering kelihatan pada tanaman bonsai, ialah :- akar angin, yang tumbuh dari dahan atau batang pokok (pohon beringin)
- akar sirip, berbentuk sirip, tumbuh dari dekat pangkal akar, kelihatan jelas di atas tanah. Contoh; akar sirip dari getah perca (Ficus elastica).
Fungsi Bagian Tanaman
Organ-organ tanaman yang berada di atas tanah tidak dapat dipisahkan dari organ-organ yang berada di dalam tanah. Akibat pertumbuhan perakaran akan berdampak pada pertumbuhan batang pokok, dahan, dan sebagainya.Fungsi daun pada bonsai
Daun merupakan pusat untuk menghasilkan zat karbohidrat, protein, dan lemak. Ketiga zat ini dibentuk melalui proses fotosintesis. Yang diperlukan dari proses tersebut adalah:- hijau daun yang sehat,
- sinar matahari,
- udara yang mengandung zat asam arang (CO2), dan
- air.
Air dan matahari dalam proses fotosintesis merupakan faktor penentu keberhasilan. Ketiga zat tersebut di atas merupakan zat makanan bagi bagian tanaman di atas tanah maupun untuk perakaran. Tanpa hasil fotosintesis akar akan menderita. Mula-mula busuk dan akhirnya mati. Apabila akar mati, bagian yang di atas tanah secara konsekuen akan ikut mengering.
Selain menghasilkan ketiga zat tersebut, daun masih dapat menghasilkan lain-lain zat, misalnya vitamin B1 yang berfungsi sebagai zat penumbuh akar, berbagai jenis enzim, dan sebagainya.
Khususnya pucuk ranting dapat menghasilkan zat auksin, sejenis hormon nabati yang berfungsi sebagai pendorong pertumbuhan. Hormon auksin ini disalurkan ke arah bawah dan apabila mengumpul pada ketiak-ketiak daun yang ada kuntumnya, maka hormon ini akan berfungsi sebagai zat penghambat tumbuh yang dalam Bahasa Belanda disebut remstof. Remstof ini akan aktif kembali bila produksi auksin dari pucuk terhenti, misalnya karena dipangkas.
Dari uraian yang singkat tersebut dapat disimpulkan, bahwa bila pertumbuhan pucuk senantiasa terhadang sebagai akibat dari pemangkasan, maka tanaman akan sangat kekurangan hormon pertumbuhan. Perakarannya pun terbatas. Namun kehidupannya tetap bertahan karena tanaman masih dapat menghasilkan vitamin B1 dari daun yang sudah tua.
Pengendalian produksi hormon auksin ini merupakan salah satu faktor untuk memperlambat pertumbuhan tanaman sehingga tanaman menjadi kerdil.
Selain itu, daun pada tanaman bonsai juga berfungsi sebagai pembentuk nilai seni, sehingga pada saat melakukan pemangkasan daun juga hurus memperhatikan keindahan tanaman.
0 comments:
Post a Comment